Arsitektur Kota
Kampung Arab Manado
Kampung
Arab Manado berada di Kelurahan Istiqlal Kecamatan
Wenang, ditinggali oleh masyarakat yang heterogen. Kampung Arab adalah sebuah
kampung yang pada sebagian wilayahnya banyak di tinggali oleh komunitas etnis
Arab. Pada kenyataannya memang tidak seluruh masyarakat yang tinggal di Kampung
Arab Manado adalah etnis keturunan Arab, melainkan dari berbagai etnis dengan
latar belakang kebudayaan yang berbeda. Dimana karakteristik kebudayaan suatu
etnis bisa mempengaruhi cara hidup satu kelompok, Herskovist (dalam Setadi dan
Kolip, 2010). Hal ini sangat berpengaruh terhadap aktifitas keseharian mereka,
terutama aktifitas yang berlangsung di permukiman Kampung Arab itu sendiri.
Karena merupakan domain yang mewakili kebudayaan suatu etnis pada sebuah
kawasan permukiman.
Seiring dengan perkembangan zaman,
Kampung Arab Manado dengan berbagai kegiatan aktivitas di dalamnya yang semakin
hari semakin meningkat. Mengakibatkan permukiman Kampung Arab mulai tergeser
kerarah modernisasi secara perlahan-lahan atau dipaksa untuk merubah fungsinya,
apakah itu bangunan-bangunan tuanya, bangunan yang tidak terpakai, bahkan ruang
luarnya. Perubahan fungsi kawasan, keterkaiatanya dengan perubahan fungsi lahan
dan bangunan; baik fisik, kepadatan bangunan, facade atau wajah bagunan dan
struktur ruangnya. Akibat dari perubahan pada ruang permukiman Kampung Arab dan
beragam aktivitas didalamnya, kini masyarakat yang ada di dalam Kampung Arab
Manado, baik yang berdomisili dan pengunjung sudah tidak mempedulikan atau
mulai kehilangan mental terhadap permukiman Kampung Arab Manado. Padahal makna
dari suatu ruang permukiman, bukan hanya diciptakan sebagai sebuah tempat,
melainkan memberikan jiwa dan menghidupkan existensi dari ruang itu sendiri.
Seperti yang diketahui kawasan permukiman Kampung Arab Manado adalah salah satu
dari berbagai 'kawasan Tua' yang dimiliki oleh kota Manado yang patut
dipertahankan.
Dalam Arsitektur Kota, makna ruang merupakan elemen yang
fundamental karena ide dari segala bentuk dilingkungannya, membantu menjelaskan
suatu ruang masih terlihat hidup atau terkesan hancur (mati), oleh masyarakat
yang ada di dalamnya. Pada kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari etnis
keturuan Arab Manado masih memegang teguh norma-norma warisan leluhur yang
berdasar pada norma-norma Islam. Sejalan dengan ungkapan Amos Rapoprt (1996),
bahwa aspek-aspek norma, kultur, psikologi masyarakat yang berbeda akan
menghasilkan konsep dan wujud ruang yang berbeda pula. Untuk dapat
mempertahankan permukiman Kampung Arab Manado yang berujud identitas,
seharusnya masyarakat etnis keturunan Arab dalam mewujudkan permukiman,
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan kebutuhannya dan
diikuti dengan perkembangan zaman.
Setadi, E.M. dan Kolip, U., 2010, Pengantar Sosiologi. Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Soisal : Teori, Aplikasi, dan Pemecahan. Kencana
Prenademedia Grub. Bandung
Rapoprt, A., 1996, Human Aspects Of Urban Form. Pergamon Press. Oxford.