Taman Waruga – Desa Sawangan
Peti-Peti
Batu Kuburan Leluhur Orang Minahasa
Masyarakat suku Minahasa, Sulawesi Utara memiliki
tradisi yang khas dalam pemakaman, tradisi ini sudah tak berlanjut dan kini
telah menjadi situs kebudayaan Magelitikum terbesar di Sulawesi Utara. Peti-peti
yang dikenal sebagai Waruga itu berumur hampir 20 abad dan hingga kini masih
terjaga.
Mengunjungi Cagar Budaya Taman Waruga
Sawangan yang berada di Desa Sawangan, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa
Utara, Sulawesi Utara. Dari mana pun Arah Anda dan alat transportasi yang
digunakan untuk menju ke lokasi, berpatokan lah dengan Pasar 12 Jam yang ada
Airmadidi, jika sudah sampai di pasar 12 Jam, maka sudah semakin dekat atau kurang dari 3 Km. Selanjutnya anda tinggal menanyakan kepada warga sekitar; tidak
perlu kawatir, disini warganya ramah-ramah.
Apa itu Waruga adalah
kubur batu yang mempunyai bentuk kubus, dengan atap berbentuk segitiga yang
menyerupai bubungan atap rumah saat ini. Nama Waruga diambil dari 2 (dua) Suku bahasa
yang ada di Minahasa yaitu bahasa Tonsea dan Tombulu yaitu Wale & Maruga yang
berarti Wale adalah rumah
& Maruga adalah Raga/Badan Kita.
Jangan lupa menemui pak Anton Jatuna
bila anda telah sampai, beliau adalah juru pelihara Taman Waruga yang
mengabdi sudah 21 tahun. Rumah beliau tak jauh dari Taman Waruga. Sempatkan
bertanya informasi dan mengunjungi perpustakaan yang tersedia disana; menjaga sopan
santun dan ramah tamah pada warga sekitar.
Data Infromasi, Waruga sebagai tempat
menguburkan jasad orang Minahasa di masa lampau. seseorang yang telah meninggal
akan dibuatkan rumah berupa peti kubur batu berukuran 2x2 meter dengan tinggi
sekitar 2 meter. Orang yang telah
meninggal dunia, diletakkan dengan posisi menghadap ke utara dan didudukkan
dengan tumit menempel pada pantat dan kepala mencium lutut. Persis seperti
posisi seorang bayi pada saat berada di dalam kandungan. Hal tersebut memiliki
keyakinan tersendiri bagi masyarakat Minahasa. Taman Purbakala Waruga Sawangan
ada 144 Waruga yang bisa ditemui. Konon ketika jasad dimasukkan dalam Waruga
akan disertakan pula benda-beda berharga seperti piring keramik, gelang dan
benda tajam (pisau).
Penutup dengan Motif wanita
beranak menunjukkan yang dikubur adalah dukun beranak, gambar binatang
menunjukkan yang dikubur dalam Waruga adalah pemburu. Penutup yang diukir
gambar beberapa orang menunjukkan yang dikubur adalah satu keluarga. Jumlah
orang yang dikubur dalam Waruga ditandai dengan ukiran berupa garis di samping
penutup Waruga. Sementara cungkup atau penutup yang polos kemungkinan merupakan
Waruga tertua saat itu belum ada kebiasaan mengukir atau memahat penutup
Waruga.
No comments:
Post a Comment